Senin, 07 Mei 2012

Petra, Kota di Dinding Batu - Yordania

Melihat situsnya hari ini, ia membuat peradaban modern jadi kerdil. Menggali sejarahnya, dialah kota yang dihancurkan oleh suara yang menggelegar. Ya, itulah Petra, kota di dinding batu Jordan peninggalan bangsa Tsamud, kaum nabi Shaleh.



Walaupun telah dihancurkan oleh Allah SWT selama ribuan tahun lalu, namun hingga kini sisa-sisa peninggalan mereka (berupa bangunan dan karya seni) masih dapat ditemukan di sekitar Hadramaut dan di Kota Madain Saleh, sebelah utara Madinah. Yaitu di Lembah Rum yang juga disebut dengan Lembah Petra di Jordania, dapat dilihat berbagai contoh karya pahat batu yang terbaik dari kaum ini.

Ceritera Tsamud pada akhirnya diakui sebagai fakta sejarah oleh ilmuwan setelah banyaknya temuan arkeologis yang membenarkan. Hasil studi arkeologi dan sejarah mengenai kehidupan dan peninggalan bangsa Tsamud, para peneliti arekologi berhasil menemukan dan mengungkapkan keberadaan kaum Tsamud di antara Yaman selatan dan utara Madinah yang disebut dengan nama Madain Saleh (kota nabi Shaleh).



Brian Doe, seorang arkeologi, meneliti tentang keberadaan kaum Nabi Hud (kaum 'Ad) dan kaum nabi Shaleh (kaum Tsamud) di Arabia selatan, kaum Tsamud ini dikenali melalui tulisan dan pahatan-pahatan yang mereka buat di dinding-dinding batu.

Tulisan yang secara grafis itu sangat mirip dengan huruf-huruf Smaitic (yang disebut Thamudic) dan banyak ditemukan di Arabia selatan sampai ke Hijaz. Tulisan yang pertama ditemukan di daerah utara Yaman tengah yang dikenal sebagai Tsamud ini dibawah ke utara oleh Rub'ah Khali ke selatan dan Hadramaut serta oleh Shabwah ke barat.

Di Arabia Kuno, suku atau sekelompok suku tampaknya telah memiliki keunggulan sejak sekitar abad 4 SM sampai pertengahan awal abad 7 M. Kaum Tsamud merupakan orang Arab kuno, baik sebagai suku atau kelompok yang hidup dari 2300 SM sampai 200 SM.


Pada sekitar 2000 tahun yang lampau, kaum Tsamud telah mendirikan sebuah kerajaan bersama bangsa arab yang lain, yaitu Nabataeans. Saat ini, di Lembah Rum yang juga disebut dengan Lembah Petra di Jordania, dapat dilihat berbagai contoh karya pahat batu yang terbaik dari kaum ini. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran, kaum Tsamud ini memiliki kemahiran dan keahlian dalam bidang pertukangan (ukiran dan pahat memahat).

Sumber tertua yang berkaitan dengan kaum Tsamud adalah hikayat kemenangan Raja Babilonia Sargon II (abad ke-8 SM) yang mengalahkan orang-orang ini dalam pertempuran di Arabia selatan. Bangsa Yunani juga menghubungkan kaum ini sebagai 'Tamudaei', yakni Tsamud sebagaimana ditulis Aristoteles, Ptolomeus, dan Pliny. Kaum Tsamud ini diperkirakan hidup pada abad ke-8 Sebelum Masehi, sekitar tahun 800-an SM.

Ahli geologi Yunani, Pliny, menulis bahwa Domatha dan Hegra (Hijr) berlokasi di tempat tinggal Thamud dan kemudian membuat kota Hijr yang sekarang ini. Catatan orang Assyiria dan prasasti di candi Yunani dari Barat Laut Hijaz pada 169 Masehi, nama lain orang Thamud adalah Ashab al-Hijr. Maka, kata Tsamud merupakan nama orang atau kaum, sementara kota al-Hijr merupakan satu dari kota yang didirikan oleh orang ini. Kaum Tsamud dimungkinkan merupakan anak cucu dari kaum 'Ad.

Dalam Alquran, kaum 'Ad dan Tsamud disebutkan secara bersamaan. Menurut para ahli tafsir, terdapat sebuah hubungan antara kedua kaum ini. Dan, kaum 'Ad pernah menjadi bagian dari sejarah kaum Tsamud.

Nabi Saleh diutus untuk mengambil peringatan dari kejadian yang pernah menimpa umat Nabi Hud (kaum 'Ad). Sementara itu, kaum 'Ad ditunjukkan contoh dari kaum Nabi Nuh yang pernah hidup sebelum mereka. Kaum 'Ad mempunyai kaitan penting dengan kaum Nabi Nuh. Ketiga kaum ini mempunyai hubungan sejarah yang saling berkaitan.



Hal ini dibuktikan dengan temuan-temuan arkeologis tentang keberadaan dan kehidupan mereka. Akar kaum Tsamud dulunya hidup di utara Semenanjung Arab yang berasal dari selatan Arabia, tempat kaum 'Ad pernah hidup. Meskipun kaum Tsamud kemungkinan berasal dari Arab Selatan, sekelompok besar rupa-rupanya berpindah menuju ke utara pada awal tahun tersebut, secara tradisional menempati lereng Gunung Athlab.

Sejumlah batu karang dari hasil budaya kaum Tsamud tidak hanya di temukan arkeolog di Gunung Athlab, tetapi juga di seluruh Arab Tengah. Seperti halnya kaum 'Ad, peninggalan kaum Tsamud banyak ditemukan di daerah sekitar Hadramaut, Yaman.

Al Hijr merupakan lembah tempat kaum Tsamud mengambil air pegunungan Madain Saleh, sehingga kota ini dikenal pula dengan sebutan Madain Saleh. Dataran tingginya terhampar lembah Al-Qura dengan aliran airnya melewati al'Ula yang berjarak 25 km dari arah utara. Hijr merupakan jalur utama perdagangan, karena pada 1900 SM sampai 200 SM berhubungan dagang dengan kaum Nabasia.

Produk utama kaum Tsamud adalah barang pecah belah (tembikar) yang unik, berkualitas tinggi dan mempunyai seni yang tinggi serta mempunyai kemampuan berproduksi dalam jumlah yang besar. Produk yang diperdagangkan kaum Tsamud antara lain kemenyan, myrrh dan rempah-rempah dari Arab Selatan.



Dari hasil perdagangan tersebut memberikan kekayaan, sehingga memungkinkan mereka membangun istana, rumah yang dipahat dan makam, pada batu karang. Kota tersebut berada 347 km di sebelah utara Medinah. Pada sekitar 200 SM, kaum Nabasia menggantikan kaum Tsamud menguasai kota Dedan (Al Ula) sampai Al Hijr (Madain Saleh).

Situs arkeologi penting ditemukan di kota Al Ula yang telah dihuni sampai 1970, yang merupakan sebuah percontohan kota Islam yang dikenali kembali pada abad ke-11 Masehi. Al Mabiyat yang merupakan bangunan sebuah kota Islam yang luas yang telah digali dan memperlihatkan Al Hijr benar-benar merupakan kota kematian.



Warisan Dunia Kota bekas peninggalan umat Nabi Saleh, yaitu kaum Tsamud di Al-Hijr (Madain Saleh), kini menjadi salah satu kota warisan dunia. Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO), pada awal Juli 2008 lalu, telah mengesahkan kota tua Madain Saleh yang terletak di utara Madinah, sebagai salah satu situs warisan dunia (World Heritage Site).

Kaum Tsamud dan Nabatea yang menetap di Madain Saleh adalah situs bersejarah yang memiliki 132 kamar dan kuburan. Tempat ini terletak sekitar 440 km di sebelah utara Madinah. Umat ini diperkirakan hidup pada 200 SM hingga abad 200 Masehi (abad ke-2). Peninggalan yang masih bisa dilihat di sini adalah ukiran dan pahatan pada tembok, menara, serta sejumlah saluran air dan bak-bak air.

Selain itu, para arkeolog juga menemukan batu bata rumah warga yang dianggap sebagai sisa peninggalan umat Nabi Saleh di Nabatea yang terpelihara dengan baik setelah Petra, dan berlokasi sekitar 440 km arah utara Madinah yang berbatasan dengan Yordania. Kota Madain Saleh menjadi situs warisan dunia yang pertama diperoleh Arab Saudi.



Para arkeolog berhasil menemukan sejumlah batu karang dari hasil budaya kaum Tsamud di gunung-gunung maupun di lembah-lembah sekitar Arabia selatan dan tengah. Misalnya di Jabal Athlab, ditemukan tembikar dan lainnya. Karena keahlian dan kepandaiannya itu, hasil ukiran yang mereka buat dijadikan sebagai barang dagangan dengan komunitas lainnya. Sebagian lagi dibuat hiasan di rumah-rumah mereka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar