Kuburan-kuburan di Toraja memang unik-unik dan memiliki ciri khas tersendiri. Sebut saja di Buntu Pune dan Ke’te’ Kesu’ dimana erong (peti mati) digantung pada dinding-dinding tebing, di Londa erong-erong ini ada yang digantung pada dinding tebing tapi ada juga yang ditaruh dalam goa, sementara di Lemo erong-erong dimasukkan ke dalam dinding tebing yang sudah dipahat. Nah masih ada kuburan lain yang tidak kalah uniknya, namanya adalah Baby Grave-Kambira. Kambira terletak tidak terlalu jauh dari Lemo. Dari jalan poros Rantepao-Makale berjalanlah ke arah Sangalla/Makula nanti Anda akan menemukan papan petunjuk arah ke Baby Grave-Kambira. Jalan masuknya cukup bagus kok. Nanti sesampainya di Kambira akan disambut oleh rumah adat tongkonan yang cukup besar, loket pembayaran tiket, dan satu atau dua toko souvenir. Namun saya tidak kunjung menemukan orang yang berjaga di loket ini. Ya sudah langsung saja saya masuk ke objek wisata Kambira ini.
Kambira merupakan sebuah desa yang terletak di tenggara Rantepao. Di sini terdapat tempat kuburan yang bisa dibilang sangat unik. Ada sebuah pohon besar di tengah-tengah area kebun yang di sekelilingnya banyak terdapat pohon bambu. Pohon yang besar ini disebut Pohon Taraa’ dan digunakan sebagai tempat mengubur mayat bayi. Hanya bayi yang meninggal sebelum gigi susunya tumbuh saja yang boleh dikubur di sini. Karena bayi dengan kondisi seperti itulah yang dianggap masih suci. Bagaimana caranya? Pohon Taraa’ yang berukuran cukup besar itu dilubangi dengan diameter tertentu sebagai tempat untuk menguburkan bayi. Kemudian mayat bayi diletakkan begitu saja dalam lubang pohon tanpa dibungkus. Lubang ini kemudian ditutup dengan menggunakan ijuk Pohon Enau. Pemakaman bayi dalam pohon ini hanya dilakukan oleh masyarakat Toraja yang menganut Aluk Todolo (kepercayaan kepada leluhur).
Sama seperti kuburan-kuburan lain di Toraja, penempatan kuburan bayi ini juga berdasarkan strata sosial keluarga. Semakin tinggi tempat penguburan maka semakin tinggi derajat sosial keluarga dari si bayi ini. Uniknya lagi, penempatan arah lubang kuburan juga disesuaikan dengan arah tempat tinggal keluarga. Tidak ada bau busuk mayat sama sekali di Kambira meskipun ada banyak lubang pohon yang berisi mayat. Pohon yang cukup unik ini tentu bisa menyedot ketertarikan para wisatawan yang datang ke Tana Toraja. Setelah melihat kuburan unik ini mungkin Anda bisa berbelanja souvenir seperti ukiran topeng, tau-tau, dan lain-lain yang ada di toko souvenir di sana. Selain itu Anda bisa juga melihat rumah adat tongkonan yang terletak tidak di seberang objek wisata Kambira ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar