Pesisir pantai Hutan Lindung Marowali.
Morowali yang berarti ‘gemuruh’ dalam bahasa Wana dan merujuk kepada  bunyi sungai yang mengalir di bebatuan. Morowali terletak jauh di ujung  timur propinsi ini di Kecamatan Bungku Utara dengan luas 160.000 ha,  dengan gunung, danau hutan dan saluran banjir. Suatu suaka alam yang  baru pernah dikunjungi oleh suatu ekspedisi Inggris Operation Drake pada  tahun 1979 sebagai penelusuran perjalanan keliling dunia. Tuan Francis  Drake dengan kapalnya “The Golden Hind” yang berlabuh di salah satu  pantai pada tahun 1580. Para ahli menghubungkan “Operation Drake” dengan  sebuah survei keadaan hutan iventaris tanaman, binatang dan serangga  serta penelitian biologi kelautan di daerah tersebut. Ada 5 sungai yang  mengalir melalui suaka tersebut. Daerah pelabuhan bergunung-gunung dan  dihuni oleh Suku Wana yang suka berpindah-pindah. Daerah ini dapat  dihubungkan dengan Bone melalui Pesawat Cesna misioner ke Tokala Atas  dan Beteleme. Dengan perjalanan 6 – 7 jam menggunakan jeep daerah ini  dapat ditempuh dari Tentena ke Kolonodale. Kolonodale memiliki sebuah  hotel tetapi tidak ada tempat menginap yang memungkinkan di kawasan  suaka tersebut kecuali hanya mengharapkan kemurahan hati masyarakat Bajo  di pantai atau Wana di daratan.Rumah Suku Wana Pinggiran Hutan lindung Marowali.
Cagar Alam Morowali
Cagar Alam Morowali (CAM) luasnya 225.000 Ha  terletak di Kabupaten Morowali. CAM berfungsi sebagai pelindung hutan  tropis di Pulau Sulawesi. Ekosistem yang ada dalam kawasan lindung  beranekaragam mulai dari pantai, hutan mangrove, hutan alluvial dataran  rendah, hutan rawa, hutan pegunungan dan hutan lumut pada ketinggian  2.600 meter di atas permukaan laut. Kawasan ini juga memiliki danau dan  tiga sungai utama.
Dalam kawasan CAM terdapat masyarakat tradisional Suku Wana berjumlah sekitar 2.000 orang. Masyarakat Wana yang belum mengenal kehidupan moderen berdomisili di Desa Posangke, Kayupoli, Uwewaju, Ratobae, Sangkoe dan Langada. Mereka menjadi obyek penelitian para ilmuwan dan studi bagi para pelajar.
CAM yang juga dihuni berbagai jenis binatang pernah disinggahi oleh Sir Francis Drake seorang pelaut dari inggris pada abad XV. Untuk mengenang petualangan Drake, tahun 1980 dilaksanakan duplikat Operation Drake. Lokasi CAM dapat ditempuh dengan bus dari Kota Palu ke Kolonedale sejauh 431 KM atau 10 jam perjalanan. Dari Kolonedale perjalanan dilanjutkan dengan motor laut selama 1 jam.
Dalam kawasan CAM terdapat masyarakat tradisional Suku Wana berjumlah sekitar 2.000 orang. Masyarakat Wana yang belum mengenal kehidupan moderen berdomisili di Desa Posangke, Kayupoli, Uwewaju, Ratobae, Sangkoe dan Langada. Mereka menjadi obyek penelitian para ilmuwan dan studi bagi para pelajar.
CAM yang juga dihuni berbagai jenis binatang pernah disinggahi oleh Sir Francis Drake seorang pelaut dari inggris pada abad XV. Untuk mengenang petualangan Drake, tahun 1980 dilaksanakan duplikat Operation Drake. Lokasi CAM dapat ditempuh dengan bus dari Kota Palu ke Kolonedale sejauh 431 KM atau 10 jam perjalanan. Dari Kolonedale perjalanan dilanjutkan dengan motor laut selama 1 jam.
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar